Berawal dari sebuah proyek sosial dan pendidikan pemberdayaan masyarakat terkait isu lingkungan, mendorong seorang perempuan bernama Vania Santoso (31 tahun) untuk mengembangkan proyek tersebut sebagai proyek sosial yang berkelanjutan dan menghasilkan nilai ekonomi.
Tepat pada tahun 2018, “heySTARTIC” didirikan yang merupakan bisnis yang menawarkan berbagai macam produk mode unik dan ramah lingkungan. Padahal, bisnis tersebut didirikan oleh Vania dan adiknya, Agnes Santoso.
“Secara hukum, didirikan pada 2018 tetapi kami selalu aktif mengedukasi masyarakat tentang masalah lingkungan dan ini lebih merupakan proyek sosial. Diantaranya kami melihat bagaimana proyek sosial ini bisa berkelanjutan secara finansial, kami tidak perlu khawatir mencari sponsor dan terus bersaing untuk mendapatkan dana untuk misi sosial yang dilakukan,” kata Vania.
Baca juga: Kemenkop-UKM: Optimalisasi Program Transformasi Usaha Mikro Sangat Membantu UKM di 2022
Di sisi lain, dari sisi lingkungan, bank sampah dan aktivis lingkungan juga tumbuh subur. Namun salah satu kendala dalam mengelola bank sampah adalah setelah barang jadi, tidak mendapat respon positif dari masyarakat. Dari situ, Vania dan adiknya menemukan cara untuk menarik minat dan kebanggaan masyarakat saat menggunakan produk olahan dari sampah daur ulang, salah satunya melalui produk daur ulang yang diolah secara manual. bergaya.
“Saya pernah mengalami ketika mengikuti kegiatan konferensi di luar negeri, produknya banyak diminati. Tapi pas pulang ke Indonesia nggak ada yang mau beli. Nah, dari situ akhirnya kami mulai mencoba dan menjajaki bagaimana produk daur ulang bisa lebih stylish dan tetap ramah lingkungan,” ujarnya.
Wanita asal Surabaya ini mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya saat membangun bisnis yang heySTARTIC. Kendala seperti kurangnya edukasi masyarakat terkait produk daur ulang. Itulah tantangan baginya.
“Salah satu tantangannya adalah edukasi, dalam arti mampu meyakinkan konsumen meski ini daur ulang, namun tetap kuat dan terlihat artistik. Karena orang cenderung membeli tas KW, yang penting mereknya, itu yang jadi pertanyaan,” ujarnya.
Produk dari heySTARTIC memiliki desain yang unik dan dibuat dari pengerjaan daur ulang oleh pengrajin berpengalaman. Untuk produksi, ada pionir dari program pemberdayaan masyarakat yang menjadi supervisor di lapangan. Jumlah Perintis adalah 11 orang yang dibimbing oleh 2-3 orang pengrajin. Untuk sistem penggajian sendiri, Vania tidak membayar perintis setiap bulan, melainkan membayar sesuai pesanan dan membagikan hasil penjualan.
Lebih lanjut, kata Vania, selain bisa menambah variasi, toko yang berlokasi di Jalan Jemursari 4 No. 5, Surabaya juga menawarkan beberapa varian produk yang terdiri dari tas, dompet, clutch, pouch, sandal dan kaki lampu, taplak meja, kursi, dan lainnya.
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kesadaran lingkungan dan gaya hidup ramah lingkungan, namun salah satu cara untuk menarik mereka adalah melalui fashion. Karena itulah Vania dan adiknya menghasilkan produk fashion yang sering digunakan masyarakat seperti tas, dompet, dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, produk eksklusif dari heySTARTIC juga ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp50 ribu – 1,2 juta untuk setiap produknya. Produknya juga tersedia di e-commerce Shopee dan Tokopedia, serta melalui media sosial seperti Instagram. Produk daur ulang HeySTARTIC juga dijual secara offline di galeri toko suvenir Surabaya.
“(Harga) tergantung barangnya, kalau basic Rp 50.000 sampai Rp 200.000, dan kalau ada kombinasi dengan dekorasi baru Rp 500 ribu ke atas, dan kalau ada kombinasi dengan kulit, harganya bisa genap. lebih tinggi,” ujarnya.