SULSELEKSPRES.COM – Politisi ternama dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ruhut Sitompul mencibir Partai NasDem yang tetap berada di koalisi penguasa meski sudah mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presidennya.
Ruhut bahkan menyebut NasDem sebagai wajah badak dan tidak akan malu jika terus bertahan di pemerintahan koalisi Presiden Jokowi. Hal itu diungkapkan Ruhut melalui akun Twitter-nya.
Dalam postingan tersebut, Ruhut juga memperlihatkan video klip wawancara dengan Direktur Charta Politica Indonesia Yunarto Wijaya yang membahas etika Partai NasDem.
Ruhut juga berharap Presiden Jokowi segera mengambil sikap jika NasDem tidak mundur dari koalisi.
“Kalau masih ngotot melanjutkan pakta, ini yang namanya wajah badak dan saya minta Pak Joko Widodo yang disayang rakyatnya segera bertindak karena tidak punya malu, menurutnya bodoh, bodoh. , bodoh, bodoh, kita semua GRATIS,โ tulis Ruhut, (16/10/2022).
Kalau masih ngotot tetap beraliansi, ini yang namanya badak berwajah dan saya mohon Pak Joko Widodo yang disayang rakyatnya, cepat ambil sikap karena mereka tidak punya malu, menurutnya mereka bodoh, bodoh, bodoh, kita semua GRATIS ๐๐๐ฎ๐ฉ .pic.twitter.com/FywuvWSnf0
โ Ruhut Sitompul (@ruhutsitompul) 16 Oktober 2022
NasDem sendiri sejauh ini memilih untuk tetap berkoalisi. Meski beberapa kader partai ini kerap memberikan pernyataan seolah tak lagi berpihak pada pemerintahan Jokowi.
Baru-baru ini, NasDem melalui Ketua DPP Zulfan Lindan bahkan menyebut Anies sebagai antitesis dari Presiden Jokowi.
Surya Paloh sendiri saat deklarasi Anies Baswedan menegaskan partainya tetap di pemerintahan.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menegaskan partainya tidak akan meninggalkan koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf hanya untuk mengambil sikap politik pada Pemilu 2024.
โJadi masalah apapun tidak akan mengurangi komitmen Partai NasDem. Bagi kami, komitmen ini tidak bisa dilanggar dengan alasan apapun,” kata Ahmad Ali, dikutip dari merdeka.com.
โKetika ditanya apakah Nasdem akan keluar atau tidak, tidak ada yang berhak mengeluarkan kami dari kabinet ini, karena ini adalah koalisi yang telah kami bangun komitmen dari 2019-2024. Jadi masalahnya menteri NasDem mau direshuffle karena dia tidak kompeten, tidak cerdas dan tidak mampu membantu pemerintah, silakan lanjutkan, tidak masalah,” katanya.