Kepala Dinas Keamanan Pangan Daerah Jawa Tengah Dyah Lukisari mengakui kenaikan harga BBM bisa mempengaruhi harga pangan.
Karena biaya transportasi untuk distribusi makanan juga meningkat. Untuk itu, Pemprov mengambil solusi melalui penyaluran subsidi agar masyarakat memiliki akses pangan murah.
Demikian kata Dyah saat menghadiri Bazar Makanan Murah di GOR Kudus suatu waktu. “Tidak bisa dipungkiri harga pangan merangkak naik karena pengaruh biaya transportasi. Kenapa lebih murah (disini) karena ada subsidi pemerintah, dibantu distribusi, otomatis biaya berkurang dan harga pangan lebih murah,” kata Dyah .
Ia mengungkapkan, pihaknya sedang mengintensifkan operasi pasar dan distribusi sembako murah ke beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah. Tujuannya untuk menjaga stabilitas harga 11 komoditas. Ini termasuk beras, jagung, bawang merah/bawang putih, cabai, dan cabai rawit.
Berikutnya adalah daging sapi/kerbau/ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng. Oleh karena itu, gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang memproduksi komoditas tersebut dapat menerima subsidi untuk distribusi.
“Kami menekan inflasi di Jateng di bawah 5%. Kami terus memantau stabilitas harga komoditas pangan. Selain itu, kami juga aktif memperkenalkan pangan lokal kepada masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga: Waspada Bahaya Krisis Pangan, Keanekaragaman Sumber Pangan Lokal Perlu Ditingkatkan
Gubernur masa lalu Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berharap inflasi pangan tahun ini bisa ditekan hingga 6% atau bahkan 5%.
Upaya pengendalian inflasi ini untuk menjaga daya beli masyarakat agar tidak lesu dan berdampak pada penurunan kesejahteraan. Salah satu upaya untuk menekan inflasi pangan adalah dengan melaksanakan operasi pasar nasional.