unduh…
Rudal Trident II D5 yang mampu membawa hulu ledak nuklir telah diluncurkan dari kapal selam rudal balistik kelas Ohio Angkatan Laut AS USS Nebraska di lepas pantai California di Amerika Serikat. Foto/Angkatan Laut AS/Reuters
Kantor Berita Pusat Korea milik pemerintah Korea Utara mengungkapkan tuduhan ini pada Kamis (13/7/2023).
Amerika Serikat menyiapkan Deklarasi Washington pada bulan April selama pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Sok Yul di Washington, yang digambarkan KCNA sebagai “program konfrontasi nuklir” dengan Korea Utara.
“Kelompok Penasihat Nuklir diharapkan menjadi badan induk dari aliansi nuklir tripartit antara Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang, yang akan mendorong situasi regional ke jurang perang nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata laporan itu.
KCNA juga mengonfirmasi bahwa Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-18 tipe baru pada hari Rabu, yang mencapai ketinggian maksimum 6.648,4 kilometer (4.131 mil) dan terbang 1.001,2 kilometer dalam 4.491 detik.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikatakan secara pribadi mengarahkan peluncuran uji coba rudal tersebut.
Uji coba bertujuan untuk memastikan validitas teknis dan keandalan operasional sistem senjata.
Media Korea Selatan mengutip kantor Yoon yang mengatakan bahwa pertemuan pertama Kelompok Penasihat Nuklir akan diadakan pada 18 Juli di Seoul.
Gedung Putih mengumumkan pada bulan April bahwa Biden dan Yoon setuju untuk membentuk Kelompok Penasihat Nuklir untuk “memperkuat pencegahan yang diperluas, membahas perencanaan nuklir dan strategis, serta mengelola ancaman terhadap rezim nonproliferasi” yang ditimbulkan oleh Korea Utara.
Korea Utara pada hari Rabu menembakkan rudal balistik yang terbang selama 74 menit dan jatuh 155 mil dari Pulau Okushiri Jepang, di luar zona ekonomi eksklusif negara itu.
Ini adalah peluncuran pertama Korea Utara sejak 15 dan 12 Juni sepanjang tahun ini. Tahun lalu, Pyongyang meluncurkan 37 rudal balistik.
(dia)