Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan banyaknya komunitas muslim di Indonesia memiliki potensi besar untuk pasar syariah halal.
Pasalnya, ekonomi syariah halal menonjolkan model bisnis global, bukan agama semata. Hal ini terlihat dari negara non muslim yang menjadi pemain ekonomi halal. Negara-negara yang terlibat antara lain Korea Selatan, Jepang, Thailand, Australia, dan Brasil.
“busana halal juga diekspor oleh Cina. Ekonomi dan keuangan halal bukan hanya Islam, bukan Islam, tapi pilihan bahkan bagi non-Muslim,” kata Perry di Forum Ekonomi Islam Indonesia, Jumat (7/10/2022).
Baca Juga: BI Dorong Percepatan Sertifikasi Halal dan Halal Global Ecosystem Hub
Perry menuturkan, meski sembilan tahun lalu Indonesia belum menjadi pemain ekonomi keuangan syariah global, kini Indonesia menempati peringkat ke-4 ekonomi syariah global, ke-2 dunia. makanan halaldan tingkat 3 Busana halal.
Ia melanjutkan, dalam rangka memperluas dan memperkuat peran Indonesia dalam ekosistem ekonomi syariah global, Perry mengatakan telah meminta instruksi Wapres untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi keuangan syariah dunia.
“Kami meminta instruksi Wakil Presiden (Ma’ruf Amin) untuk mengangkat Indonesia sebagai kiblat ekonomi keuangan syariah global. Kita semua harus berperan, pada dasarnya dalam peran kita masing-masing untuk terhubung, tetap terhubung untuk memajukan ekonomi syariah global menjadi kiblat,” ujarnya.
Perry mengatakan, untuk memperkuat potensi tersebut, BI bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, UKM, dan Indonesia Fashion Chamber (IFC) menggelar Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST).
Hal itu dilakukan sesuai instruksi Wakil Presiden Ma’ruf Amin, menurutnya dengan digelarnya acara tersebut berpotensi membuat Indonesia memegang posisi kiblat. busana sederhana Dunia.
“Mari bersama-sama perkuat sinergi, destinasi IN2MOTIONFEST, tingkatkan ekspor makanan halal memenuhi produk halal dalam negeri melalui Global Halal Hub, serta mempercepat sertifikasi halal,” pungkasnya.
Baca Juga: AFPI Proyeksi Penyaluran Pinjaman Fintech Capai Rp 250 Triliun pada 2022