SULSELEKSPRES.COM – Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menandatangani kesepakatan penyelenggaraan Ibadah Haji 1444 H/2023 M. Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersama Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah di Jeddah.
“Alhamdulillah, misi haji 2023 sudah dimulai. Saya hari ini menandatangani perjanjian haji dengan Menteri Haji Saudi. Kuota haji Indonesia tahun ini 221.000 jamaah,” jelas Menag dalam keterangannya, Minggu (8/1/2023).
Turut hadir Ketua Komisi VIII Ashabul Kahfi, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, dan Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah. Turut hadir Sekjen Kemenag Nizar Ali, Duta Besar RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, Staf Khusus Menag Wibowo Prasetyo dan Ishfah Abidal Aziz, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.
Dalam kesempatan itu, Menag juga menyampaikan salam hormat dari Presiden Joko Widodo kepada Yang Mulia Raja Salam dan Pangeran Muhammad Bin Salman. Selama ini hubungan Indonesia dan Arab Saudi sangat erat.
Kuota tersebut terdiri dari 203.320 jemaah reguler dan 17.680 jemaah khusus. Untuk petugas, tahun ini kita dapat jatah 4.200,” lanjutnya.
Selain soal kuota, kesepakatan ini juga mengatur pendaratan pesawat di Jeddah dan Madinah, serta beberapa kebijakan baru terkait layanan haji.
Menag mengatakan, dalam diskusi dengan Menteri Haji Arab Saudi, dirinya juga sepakat tidak akan ada batasan usia. Seperti diketahui, akibat pandemi, pemerintah Arab Saudi membatasi usia jemaah haji. Saat itu, Arab Saudi menerapkan syarat usia jemaah haji di bawah 65 tahun pada 2022.
“Sesuai kesepakatan, tahun ini tidak ada batasan usia bagi jemaah haji,” ujar Menag. Artinya, jemaah haji berusia 65 tahun ke atas juga bisa menunaikan ibadah haji tahun ini, lanjutnya.
Kuota Tambahan
Pertemuan dengan Menteri Tawfiq juga dimanfaatkan Gus Men, sapaan akrab Menteri Agama Yaqut, untuk melobi penambahan kuota untuk Indonesia. Gus Men mengatakan, antrean jemaah haji Indonesia sangat panjang. Gus Men berharap ada penambahan kuota untuk Indonesia guna menekan jumlah antrian jemaah.
“Semua tergantung kebaikan Yang Mulia Raja Salman, Pangeran Muhammad Bin Salman, dan Menteri Haji,” kata Gus Men.
Menteri Tawfiq mengaku sangat senang bisa memberikan tambahan kuota bagi jemaah haji Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara penting bagi Saudi. Namun, lanjut Tawfiq, saat ini negara tetap mengutamakan kenyamanan dan keamanan jamaah.
“Kenyamanan dan keamanan adalah prioritas. Tapi saya katakan, Indonesia akan selalu mendapat prioritas untuk mendapatkan tambahan kuota,” ujarnya.
“(Mungkin) ada negara yang mengurangi jemaahnya agar kuota bisa diberikan ke Indonesia. Semua tentu sudah ketinggalan haji (dalam keadaan normal),” lanjutnya.
Tawfiq menambahkan tentang transformasi layanan haji yang sedang berlangsung di Arab Saudi. Menurutnya, saat ini sudah tidak ada lagi masaasah, tapi penyelenggaraan haji dilakukan oleh syarika atau perusahaan. Ada enam syarikas (perusahaan) yang telah ditunjuk dalam penyelenggaraan layanan haji tahun ini. Setiap negara, termasuk Indonesia, bisa memilih syarikah dalam mempersiapkan pelayanan.
“Jadi akan ada peluang untuk mendapatkan harga terbaik. Saya juga minta dibuatkan kesepakatan secara detail, agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik juga,” jelas Tawfiq.
“Secara rinci, ini akan menjadi pedoman ketika syariat dilanggar. Kalau melanggar bisa kita beri sanksi,” ujarnya lagi.
Menurut Tawfiq, syariah akan disampaikan pada KTT Haji, 9 Januari 2023. Sehingga masing-masing negara bisa menilai langsung kesiapan dan penawaran layanan yang mereka berikan. Dalam kongres tersebut juga akan digelar pameran beberapa produk layanan haji dan seminar haji.
Menag Yaqut mengucapkan terima kasih karena sejak awal Indonesia diundang untuk terlibat dalam proses haji 2023, termasuk undangan untuk menghadiri Kongres Haji. Menag mengapresiasi langkah transformasi yang dilakukan Arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji. Transformasi ini mengarah pada organisasi haji yang lebih profesional.