1 Desember 2022
Bank Indonesia telah merilis buku putih untuk mata uang digital bank sentral, rupiah digital dalam sebuah proyek bernama Garuda.
Rupee digital ini akan menjadi alat pembayaran yang sah dengan fungsi yang sama dengan mata uang rupee yang beredar saat ini.
Baca juga: Bank Indonesia menerbitkan nota rupiah digital
Pengembangan rupiah digital akan dibagi menjadi tiga fase berdasarkan empat kriteria kelayakan, yaitu relevansi (penting), urgensi (mendesak), kesiapan (readiness), dan tingkat inklusi (dampak).

tingkat pertama
Pada fase pertama (segera), pengembangan rupee digital akan dimulai dengan w-Rupiah Digital untuk mengeluarkan, menghancurkan, dan mentransfer uang antar pihak. Penggunaan ini dipandang sebagai opsi yang paling layak pada tahap awal pengembangan rupee digital.
Pada titik ini, prosesnya relatif lebih sederhana karena mencakup ekosistem yang terbatas, kompleksitas transaksi yang lebih rendah, dan persyaratan pembaruan sistem minimum. Tahap ini merupakan dasar penting untuk pengembangan lebih lanjut.
Pada tahap ini juga terdapat release and destroy use case yaitu transfer antara rekening giro di bank sentral dengan w-Digital Rupiah. Untuk mendukung hal tersebut, platform w-Digital Rupiah akan terintegrasi, interoperable dan interkoneksi (3i) dengan infrastruktur BI-RTGS yang ada melalui switch.
Sedangkan validasi dan penyelesaian transaksi pengiriman uang antar pihak akan dilakukan pada platform w-Digital Rupiah dan terbatas pada Digital Rupiah. Pada titik ini, industri dapat mengoperasikan kontrak secara mandiri dengan infrastruktur yang disediakan oleh Bank Indonesia.
Baca juga: Bank Indonesia menerbitkan nota rupiah digital
Tingkat kedua
Pada tahap ini, penggunaan w-Rupiah Digital yang dikembangkan pada tahap pertama akan diperluas untuk dapat mendukung transaksi di pasar keuangan. Penggunaan pada saat ini termasuk Penyelesaian DvP untuk Antar Bank Pasar Uang (PUAB), OM, dan CCP.
Pada fase kedua ini, pengembangan security token telah dimulai pada platform w-Digital Rupiah. industri fungsional grosir Anda harus mulai mengatur nodenya sendiri sesuai dengan kebutuhan transaksionalnya.
tingkat ketiga
Pada tahap akhir ini konsep integrasi ujung ke ujung w-Rupiah Digital ke r-Rupiah Digital akan diuji. Dalam kesempatan ini, Bank Indonesia juga akan mengembangkan metode trading dan collection serta peer-to-peer transfer pada r-Digital Rupiah.
Salah satu hal utama yang akan diuji pada tahap ini adalah proses konversi antara w-Digital Rupiah dan r-Digital Rupiah yang juga mencerminkan interaksi antara pasar grosir dengan pasar ritel.
Baca juga: Beda CBDC dalam Cryptocurrency